Seorang gadis menggeram kesal. Matanya tertuju pada berita yang menayangkan sesuatu yang sangat tidak dia sangka sebelumnya. Ghirel dan Afka kembali bersama.
Di dalam sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, dia menetap. Tinggal seorang diri dengan senjata koleksinya. Dress berbahan lace berwarna putih penuh dengan bercak darah.
Tepat di sampingnya, seorang pria terbaring tak bernyawa dengan tiga belas tusukan benda tumpul. Bahkan, benda yang membuat pria itu mati masih ada di dalam genggamannya.
Matanya terus memperhatikan tawa bahagia seseorang yang semakin melebar di dalam berita tersebut. Dia tidak menyukai ini. Saat di mana orang yang menghancurkan kebahagiaannya malah tertawa dengan lepas seakan tak memiliki sedikitpun rasa bersalah.
"Kau tidak seharusnya kembali sekarang, Ghirel..." pisau tumpul yang mematikan itu dia lempar ke sembarang arah. Emosi menggebu dari dalam gadis itu. Matanya menyala-nyala penuh dengan rasa dendam yang sangat besar.