Setelah mendapat kabar dari Vian bahwa pria tersebut telah selesai membungkam media di Indonesia dan akan terbang ke Flagstaff malam nanti, Afka langsung bersiap menuju tempat kejadian yang tidak lain adalah restorannya sendiri. Ralat, calon restoran. Dia sudah berada di teras rumahnya, mengunci pintu dan berjalan menghampiri Alvaro yang telah menunggu di dalam mobil.
"Tunggu!" suara teriakan seorang gadis terdengar di suara Afka, membuatnya urung untuk membuka pintu mobil. tangan yang tadinya telah bertengger sempurna di sana, kini beralih ke dalam saku celananya.
"Ada apa Ly?" Bukan Afka yang bertanya, melainkan Alvaro yang dengan cepat turun dari mobil untuk menghampiri Lily yang terlihat cukup panik.
Afka tidak menghiraukan Alvaro. Dia mendekat pada Afka sambil mengontrol nafasnya yang terasa menyakitkan karena berlari dengan terburu-buru.
"Ghirel... Dia dalam bahaya." Kata Lily. Matanya yang memerah telah berair, dia terlihat jelas sedang menahan air matanya.