Ghirel meremas tangan Afka dengan cukup kencang. Gadis itu merasa sangat gugup. Bahkan matanya tak berani kesana-kemari, takut dengan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan meremehkan.
"Kamu gak apa-apa sayang?" Tanya Afka. Tangan Ghirel terlepas dari genggaman hanya tersebut. Sebagai gantinya, tangan Afka kini melingkar posesif di pinggang ramping Ghirel dan merapatkan tubuh Ghirel kepadanya. Afka seakan sedang menekankan kepada siapapun soal status hubungan keduanya.
"Aku baik-baik aja. Cuman agak takut." Jawab Ghirel dengan lirih. Afka tertawa kecil, membuat para gadis yang menyaksikan itu menganga tidak percaya. Manusia es batu seperti Afka tertawa? Meskipun terlihat samar, setidaknya mereka melihat ekspresi lain dari wajah Afka yang selama ini selalu datar.
"Kenapa harus takut? Kamu gak salah apapun sayang," balas Afka dengan suara yang lembut. Sesaat kemudian dia bisa merasakan perutnya di sikut oleh sang istri.