Ghirel menggeliat di tengah tidurnya. Gadis itu merasa tidurnya tidak efektif akibat rasa lapar yang berlebihan. Ghirel melipat bibir bawahnya, kemudian menggoyangkan Afka agar dapat menemaninya untuk ke dapur.
Ghirel penakut. Dia tidak suka sendiri dalam kegelapan. Ghirel membutuhkan orang lain agar lebih percaya diri. Hal spesial dalam diri gadis itu adalah rasa sabar dan ikhlasnya. Afka sampai takjub dengan sosok sang istri.
"Afka..." Ghirel terus menggoyangkan lengan Afka. Suaminya itu seperti kerbau saat tertidur. Sulit sekali untuk dibangunkan.
"Ini bocah kalau ada gempa bumi juga gak akan bangun." Kesal Ghirel. Dia menyerah kemudian mulai turun dari ranjang dan melangkah dengan hentakan kasar berharap sang suami dapat terbangun.
Bukannya Afka yang terusik, malah ponselnya yang berdering tengah malam. Dengan berat hati, Ghirel segera meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.