Ghirel terdiam saat matanya menemukan Siska yang sedang menangis. Gadis itu terlihat sangat kacau. Langkah kaki Ghirel perlahan maju tanpa diperintah. Tangannya terbuka, kemudian mendekap Siska yang terlihat sangat rapuh.
"Lo gak apa-apa?" Suara Ghirel tercekat, dia seperti ikut merasakan bagaimana sakitnya gadis itu. Padahal Ghirel tak tau apa yang sedang di rasakan Siska, apa penyebab gadis itu menangis, dan hal apa yang sangat menyakitkan hingga gadis sekuat Siska menitihkan air matanya.
Siska menangis semakin kencang, tanpa peduli dengan Ghirel yang mendekapnya semakin erat. Tiba-tiba, saat Siska menoleh gadis itu merontokkan giginya. Ghirel mendelik kemudian merasa ketakutan.
"Sayang!" Suara dari Afka membuat Ghirel terbangun. Nafasnya ngos-ngosan, keringat mengucur deras dari kening gadis itu. Ghirel baru saja bermimpi buruk. Dia terlalu kalut dengan mimpinya sampai tidak menyadari Afka yang sudah mendekapnya dengan erat.