Keesokan harinya Rira terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata dia melihat ada dua boneka jerami di sampingnya, Rira terkejut sampai dia jatuh dari tempat tidurnya. Kedua boneka itu memiliki bercakan darah yang masih segar,
Rira mengintip kedua boneka jerami itu sebelum dia berdiri. Kedua boneka jerami itu tepat berada di depan Rira tanpa ada yang menggerakkan kedua boneka tersebut.
Rira langsung mundur dan menabrak lemari di belakangnya sampai lemari itu bergoyang dan hampir jatuh menimpa Rira yang tepat di depan lemari itu.
Rira merasa lega, tetapi lemari itu tetap jatuh ke arah Rira dengan kecepatan yang cukup tinggi. Suara jatuhnya lemari itu membuat burung-burung yang berada di atap penginapan kabur semua tanpa tersisa.
Kedua boneka jerami itu berjalan ke luar jendela meninggalkan Rira yang tertimpa lemari. Namun, Rira mengangkat lemari itu sekuat tenaga agar dia bisa keluar dari tempat yang aneh saat dia tertimpa lemari.
Sebelum mengangkat lemari...
Saat sedang tertimpa lemari Rira melihat sesuatu yang tidak begitu jelas dan Rira tiba-tiba melayang tapi dia tidak bisa bernapas. Saat Rira menutup matanya dan membukanya kembali dia berada di tempat yang banyak bintang.
Rira melihat ke atas terdapat bintang yang bersinar paling terang di sana. Bintang itu seperti sedang menatap Rira, sedangkan Rira merasa ada seseorang yang berada di belakangnya.
Rira melihat ke depan lalu sedikit menoleh ke kanan, dengan perlahan-lahan Rira menoleh ke belakang. Karena terlalu lama menoleh perlahan-lahan Rira langsung menoleh ke belakang dengan cepat.
Tapi dia tidak menemukan apa pun. Lalu bintang yang bersinar paling terang mendekati Rira dari belakang. Dan Rira tidak sengaja menoleh ke belakang yang membuat bintang itu kembali ke tempat awalnya.
"Bintang aneh! apa dia barusan mendekat?" Rira bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Rira melangkah ke depan lalu dia terhisap oleh lubang hitam yang tiba-tiba muncul. Rira masuk ke dalam lubang hitam itu dan tersadar bahwa dirinya sedang tertimpa lemari lalu Rira mengangkat lemari itu.
Setelah berhasil, Rira duduk sambil terengah-engah dan bingung atas apa yang terjadi pada saat dia tertimpa lemari tadi bukan hanya itu Rira secara misterius tidak terluka sama sekali atau pun tidak ada sedikit darah dari tertimpanya lemari tadi.
"Apa tadi itu? padahal tidak ada seorang pun yang menjatuhkan lemari ini. Lalu tempat aneh apa tadi? aku tidak habis pikir hanya gara-gara tertimpa lemari, aku bisa ada di tempat seperti itu!" Rira menggaruk-garuk kepalanya.
Kedua boneka jerami yang menuju jendela tadi berhenti secara tiba-tiba lalu berbalik badan dan berjalan mendekati Rira yang sedang duduk sambil kebingungan.
Salah satu boneka jerami menarik rambut Rira sampai rontok, boneka jerami tersebut memasukkan rambut Rira yang rontok tadi ke dalam tubuhnya yang berdarah. Rira yang tadi sedikit kesakitan karena rambutnya di tarik sekarang dia merasa pusing dan mula.
Rira berdiri lalu berjalan sempoyongan untuk menuju ke kamar mandi. Tapi Rira malah terjatuh dari tangga yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamarnya.
Rira terjungkir balik sampai ke anak tangga yang paling bawah, Rira memukul lantai penginapan sekali dan suaranya sangat keras sampai-sampai penginapan bergetar hebat.
Tangga yang muncul secara tiba-tiba tadi langsung menghilang bukan hanya tangga lemari dan kedua boneka jerami langsung menghilang tanpa jejak.
Rasa pusing dan mual Rira menghilang secara tiba-tiba setelah boneka jerami yang menarik rambutnya menghilang. Rira segera ke dapur untuk membuat sarapan paginya yang penuh dengan kejutan,
Rira memasak telur rebus yang sedikit berbeda, biasanya telurnya bewarna putih polos sekarang bewarna putih berukuran besar dengan corak yang berbentuk gigi besar.
Setelah selesai makan Rira merasa sangat aneh dengan desa ini lalu telur yang barusan Rira makan seperti telur biasanya tapi berukuran besar dengan corak gigi besar.
Di lain sisi perjalanan Lyra dan yang lain terus maju pantang mundur dengan perasaan sedih, khawatir, dan bimbang. Nero berhenti di tengah perjalanan untuk tidak meninggalkan Rira sendirian Nero ingin kembali ke tempat Rira berada.
Katanci juga ikut berhenti dan setuju untuk tidak meninggalkan Rira sendirian di sana, apa lagi di sana ada banyak monster tak terlihat. Lyra mengeluh dan mengikat Nero dan Katanci menggunakan sihir tanaman lalu membawa mereka secara paksa.
"Aku tidak bisa bergerak!! Lyra cepat lepaskan aku, ayo kita kembali ke tempat Rira dia pasti sedang dalam bahaya!!" Nero berusaha melepaskan diri dan membujuk Lyra supaya kembali ke penginapan tempat Rira sendirian.
"Meskipun Rira sendirian dia pasti sudah terbiasa, jadi biarkan dia sendirian di sana?" Lyra menolak untuk kembali ke penginapan tempat Rira berada.
Sebuah kabut mendekat dengan udara yang dingin ke arah mereka bertiga, Lyra menurunkan Katanci dan Nero untuk besiap menghadapi dalang di balik kabut dingin tersebut.
Katanci yang sudah mengetahui hal ini pasti terjadi dia memanggil Loss untuk melawan kabut dingin itu. Nero melihat itu hanya kabut biasa tanpa ada seorang pun yang ada di dalam kabut tersebut.
Kabut dingin itu mengelilingi mereka bertiga, Lyra menghempaskan kabut di sekitarnya dan tepat fi depan Lyra terdapat monster yang mirip dengan ular tapi berbadan kecil, mempunyai sepasang sayap seperti burung berukuran kecil, dan bewarna putih cerah.
Nero melihat monster itu dan menghitung jumlahnya, setelah selesai Nero meremehkan monster itu karena berukuran kecil lalu jumlahnya hanya lima. Nero tertawa sambil menepuk pundak Katanci, tapi dia hanya diam seakan-akan dia itu patung.
Nero melihat tidak ada Lyra di depan Katanci sebelumnya dia berdiri di depan monster itu, Nero menyuruh Katanci untuk mundur jika dia tidak sanggup untuk melawan monster itu.
Ternyata, Katanci dan Lyra sedang bersembunyi di bawah akar pohon yang cukup jauh jaraknya dari tempat Nero, namun Katanci yang ada di tempat Nero adalah boneka salju yang Katanci buat saat kabut dingin menyelimuti mereka bertiga.
Katanci membuat tiruan-nya dari salju dan salju itu berasal dari kabut dingin tersebut. Saat masuk ke kabut dingin maka sekitarnya akan di penuhi oleh salju,
Katanci dan Lyra melarikan diri saat Lyra menghempaskan kabut dingin tersebut, tapi Nero tidak mengetahui kalau Lyra dan Katanci melarikan diri.
Lyra dan Katanci membuat teh hangat dari tas sihir milik Nero, lalu menyeduhnya ke cangkir kecil buatan Katanci dari akar pohon tersebut. Mereka berdua menikmati teh hangat sambil bersantai dan terdengar...
"AAAARGH....KATANCIIII LYRAAAAAA JANGAN LARI, TOLONG AKU BROOOOOO!!!!" Nero di kejar oleh monster kabut dingin tersebut sambil memanggil mereka berdua.
"Udaranya dingin..." Lyra menikmati tehnya.