Suasana yang mulai dingin membuat gadis itu mengusap-usap kedua tangannya untuk menimbulkan sensasi hangat. Pemandangan sejuk malam hari versi daerah puncak memang selalu diminati anak-anak muda jaman sekarang. Jadi tidak perlu kaget kalau kali ini suasana puncak cukup ramai.
"Ga dingin emang?"
"Engga kok. Lagian wajar kali kalo suasananya dingin. Ini kan puncak bukan pantai"
"Iyaudah".
Suasana kembali hening. Bau jagung bakar pun menerpa mereka, sebenernya sudah dari tadi tapi kecanggungan yang hadir diantara mereka membuat memilih membisu apalagi gadis dengan jaket hitam besar itu termasuk gadis yang tidak bisa mencairkan suasana.
"Mau pulang?". Pertanyaan dari laki-laki yang sejak tadi membisu dan hanya berbicara seperlunya membuat gadis itu mengalihkan pandangannya kearah laki-laki disebelahnya yang masih duduk dengan tenang.
"Kok pulang?"
"Kamu kayaknya bosen. Pulang aja ayo kalo bosen"
"Ga bosen kok. Cuma bingung"
"Kenapa?"
"Gatau"
Hening lagi. Mereka berdua bener-bener kaya anak labil yang baru pertama kali pacaran. Padahal mereka berdua udah ngejalanin hubungan ini selama setengah tahun. Tapi tetep aja kok buat cari bahan obrolan aja perlu mikir setengah mati apalagi laki-laki di sebelah gadis itu termasuk laki-laki yang irit ngomong.
"Mau janji sama aku ga?"
"Apa". Atensinya kembali terfokus kearah laki-laki tersebut yang tengah mengeluarkan sebuah benda dari saku celananya. "Gelang? Buat apa"
"Buat kamu"
Gadis itu mengambil alih gelang berwarna hitam dengan beberapa gantungan kecil berbentuk bintang di salah satu sisinya. "Buat aku? Tumben"
"Simpen aja. Aku juga pake kok"
"Kenapa aku bintang terus kamu bulan"
"Gatau. Asal milih"
Gadis itu mendesah pelan. Lelah juga terus-terusan bertanya dan hanya dijawab seperlunya oleh pacar sendiri. "Terus masalah janji gimana?"
"Janji sama aku kalo kamu bakal nungguin aku apapun yang terjadi nanti"
"Maksudnya?"
"Janji dulu aja"
"Iya janji Delan Abinaya"
"Yaudah"
Keduanya membisu sambil sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gadis itu mengusap gelang yang sudah terpasang di salah satu tangannya. "Janji juga sama aku"
"Janji apa?"
"Janji untuk ga pergi kemana pun"
"Iya"
"Apa? Aku ga denger"
"Iya janji Harumi Alsava"
Sama sama berjanji tapi setelah malam itu delan menghilang tanpa ada kabar.