Chereads / Aku Akan Selalu Mencintaimu / Chapter 4 - Perkelahian Saudara

Chapter 4 - Perkelahian Saudara

...

15 menit pun telah berlalu. Rika dan kakaknya memasuki parkiran sekolah, Rika masih saja terngiang soal perkataan kakaknya barusan.

"Rik? Rika?"

Lamunanku pun buyar.

"hah? iya kak kenapa?" jawabku kaget

"Kamu kenapa sih kok bengong?" tanya kakakkku heran

"Mmm.. nggak kenapa-napa kak, hhehe.." jawabku sambil menggaruk-garuk kepala

"Hm.. ya sudah ayok keluar"

"Hah? keluar apa kak?" tanyaku heran

"Keluar rumah..ya keluar dari mobil lah, kok kamu abis bengong malah nambah bego sih, hahaha" jawab kakakku sambil tertawa.

"Iiihh kakakk.. aku ngga bego tauuu"

"Iiihh dasar kamu ini, udah bego nambah bego, pura-pura ngga bego lagi, padahal bego. Haha" Gelak tawa kakakku pecah.

"Kakakkk.iiss jahat kali lah sama Rika" sambil melipat tangan dan menggembungkan pipinya.

"Kamu sih, kalo bego itu jangan dipelihara napa, udah tau kita itu mau keluar dari mobil, kamu malah nanyak, keluar apa kak?.. "

"Iiis aku kan tadi lagi ngga konsen aja, makanya lambat loading. Kakak ini lah ngga bisa maklumin Rika" Cercah Rika sambil kesal

"Lah sekali-kali dong jail sama adek sendiri, abisnya dari perjalanan sampai sekolah ini hening aja trus, kamunya kebanyakan bengong, kakak jadi orang longor diem trus, kayak cuma kakak yang di mobil ngga ada siapa-siapa, sepiii.."

"Iiii ya udah sih, tapi kan jangan bilang aku bego, aku kan ngga bego"

"Kamu kan memang bego. Hahaha..." Gelak tawa kakakku kembali pecah

"Iiis kakak ini, jadi kakak kok jahat banget sih"

"Yaudah -yaudah, kakak cuma bercanda kok, jangan di masukin ke hati ya masukin ke pantat aja biar keluarnya wangi. Hahaha..." Suara tawa kakakku semakin pecah

"Iiihhh kakak nih lah, kirain mau minta maaf, Taunya malah dijailin lagi"

"Iyaiya kakak minta maaf"

"Aduhh perut kakak sampai sakit ketawa mulu" sambil memegang perutnya yang sakit

"Eeeh udah mau jam 7, ayok keluar nanti kamu telat loh masuk kelasnya" melihat jam yang sudah menuju ke angka 06.50

"Hah? iya kak ayook"

...

Rika dan kakaknya pun keluar dari mobil dan mulai menyusuri koridor sekolah.

"Rika kita pisah disini ya, kakak mau ke kantor Dimas"

"Kkantor pak Dimas..Oo.. iiya kakk" jawabku mulai gugup

"Loh kamu kenapa? kok jawabnya gugup gitu?" tanya Kak Ali sambil menyeringai kepadaku

"Hah? apa sih kak, ngga kenapa-napa kok, ya udah Rika kekelas ya kak. Assalamualaikum" sambil menyalim kak Ali

"Wa'alaikumsalam" Jawab Ali

"Dadah kakk" melambai tangan sambil berlari kearah kelas

Kak Ali menjawab lambaianku sambil berbalik menuju kearah kantor Dimas.

...

Diperjalanan kearah kantor Dimas, Kak Ali sempat lupa nanyak ke Rika, dimana kantor Dimas. Kak Ali ingin bertanya ke murid yang berlawanan arah dengannya, ketika ingin memanggil. Matanya langsung menangkap sebuah gantungan pintu yang bacaannya 'Ruang Kantor Dimas Renandra' yang terpasang dibagian tengah atas pintu. Kak Ali pun tidak jadi memanggil murid tersebut, dan langsung menuju kantor Dimas.

Toktoktok..

"Assalamualikum" ucap Kak Ali sambil membuka pintu

"Wa'alaikumsalam. Bang Ali? silahkan duduk" Jawab Dimas sambil menutup laptop yang dari tadi menemaninya

"Ada apa bang Ali kesini? apa ada masalah?" Tanya Dimas kepada Kak Ali

"Ngga ada mas, aku cuma pengen bicara tentang pernikahan kamu dan Rika"

"Ada apa bang? apa.. Rika mencari cara untuk menolak pernikahan ini lagi?" Tanya Dimas agak takut

"Mmm.. ngga sih, mas. dia cuma nanyak kenapa saya harus jodohin Rika sama kamu"

"Terus, abang jawab apa?" Tanya lagi Dimas dengan sangat penasaran

"Yaa saya jawab karena kamu mencintainya, saya bilang ke Rika kalo saya merasa kamu cocok dengannya, dan kamu bisa menjaga, melindungi, serta kamu bisa membuat Rika mencintaimu mas"

"Bang Ali bilang ke Rika, kalo aku mencintai Rika? kenapa bang, gimana nanti kalo aku ketemu Rika, aku ngga bisa mengontrol diriku karna Rika tau kalo aku mencintainya" sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kamu ngga usah khawatir, Rika harus tau kalo kamu mencintainya, supaya dia bisa belajar mencintaimu juga, mas"

"Tapi, bagaimana kalo Rika malah makin menjauh"

"Sepertinya ngga deh" sambil mengusap dagu

"Maksud abang?" Tanya Dimas penasaran

"Pas aku bilang kalo kamu mencintainya, wajah Rika langsung merah padam gitu, pas aku panggil-panggil Rika, eeh Rikanya malah bengong. aku ngga tau tuh si Rika bengongin apa sampai wajahnya merah gitu abis denger aku ngomong" Jelas kak Ali sambil tersenyum lebar

"Benarkah?" Tanya Dimas menahan rasa senangnya

"Ya benerlah, ngga mungkin saya bohong"

"Makasih ya bang, udah semangatin saya buat bisa ngedeketin Rika lagi, saya jadi semakin percaya diri buat bikin Rika mencintai saya" sambil tersenyum lebar kepada Ali

"Ya sama-sama, saya juga seneng kok bantuin kamu, kan saya juga yang kepengen kamu nikah sama Rika, jadi harus bisa semangatin dong"

"Oia..aduuh maaf ya bang, kayaknya saya harus mulai ngajar nih bang" melihat jamtangan sudah menuju angka 07.33.

"Aduuh udah jam segini, maaf ya mas udah bikin kamu lambat ngajarnya"

"Iya, ngga papa kok bang" sambil mengambil beberapa buku pelajaran

"Ya udah, saya juga mau pergi untuk kerja"

"Iya bang, sekalian aja kita jalannya, pisahnya pas pertengahan koridor"

"Ok mas, ayok" sambil mengulurkan jempol dan tersenyum

...

Dalam perjalanan menuju kelas, hatiku sudah ngga karuan memikirkan apa yang akan kakakku dan pak Dimas bicarakan dalam kantor. Apakah mereka membicarakan aku?

Plakkk..

"Iss Rika ngapain sih kamu mikirin itu, yang ada nantinya kalo aku ketemu pak Dimas, aku bisa grogi

stengah mati ngga kuat nahan nih detak jantung"

"ini kok detak jantung kenceng amat sih, sampai kedengeran jedug-jedug" tangan kanan mengelus pipi yang ditamparnya, dan tangan kiri memegang dada yang jedug-jedug.

"Rikaaa.." (sambil melambaikan tangan)

Seseorang memanggil Rika, Rika pun berbalik.

"Haiii" (membalas lambaian sekalian melepas yang di pipi dan di dada)

Orang tersebut menghampiri dan menjajarkan posisinya di samping Rika, sambil melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"Huff..untung aja, kukira aku telat, ternyata belom" sambil mengelus dada.

"Belum kok.. bentar lagi paling masuknya"

Krrrriiiiiiingg....

"Eeeh Panjang umur tuh bel, udah bunyi aja" ucap Rika sambil menunjuk arah suara berbunyi.

"hahaha, belnya mendengar suara panggilan kamu, makanya bunyi"

"Apaan sih, ada - ada aja deh"

Merekapun masuk ke kelas, dan menduduki tempat duduk masing - masing.

"Memang ya kita ini, udah duduk berdua datangnya berdua lagi, apakah ini takdir" sambil melirik Rika

dan tersenyum

"Ealahh Indra Indra cuma kebetulan kaliii" jawabku sambil tersenyum jail

"Iss Rika nih jahat, siapa tau tuhan sudah memberikan petunjuk buat kita" sambil melihat keatas dan terlihat seperti sedang berdoa dan mengharapkan

"Nih petunjuk"

Pletakk..

"Aduhh.. sakittt Riiikk..kok aku di pikul sih" sambil memegang kepala

"Nah mulai keliatan begonya, dipukul Indra bukan dipikul. Mau kenak yang sebelahnya lagi ya tuh kepala, biar makin bego" bersiaga mengepalkan tangan

"Eeeehhh jangan - jangan" melindungi kepala menggunakan kedua tangannya

"Makanya jangan bikin aku kesel"

"Ealah Riikk, kan aku cuma ngomong gitu doang, masa kenak geplak sih"

"Yaiyalah, kita tuh masih smk, baru kelas 10 lagi, masa udah mikir sampe situ, Fokus aja tuh sama pelajaran, jangan mikir hal lain"

"siap bu guru, saya tidak akan melakukan itu lagi" sambil memberi tanda hormat ke Rika

"Nah... gitu dong" Tersenyum bangga