Venda membuka mata, lalu menegakkan tubuhnnya. Ia mulai mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Wanita itu baru menyadari kalau ia berada di sebuah ruang rawat rumah sakit bercat putih. Namun, tidak ada satu pun perawat atau dokter di tempat itu.
Venda menunduk. Seketika matanya membulat melihat perutnya yang rata. "Anakku! Ke mana anakku?!" Ia bertanya pada dirinya sendiri begitu panik, tapi tidak ada yang bisa menjawab.
Perlahan Venda menuruni tempat tidurnya. Wanita itu mulai berteriak dengan sangat panik. Keluar dari kamar mencari orang yang dapat ia tanya apa yang terjadi kepadanya. Ia harus mengubur harapannya saat tempat itu benar-benar sepi tak berpenghuni.
Sayup-sayup Venda mendengar suara tangisan bayi. Bola matanya membulat penuh menoleh kanan dan kirinya. Mulai mencari asal suara tangisan bayi. Sebuah pintu berbahan kayu jati menarik perhatiannya. Ia yakin suaranya berasal dari sana. Ia pun membuka pintunya.