Redita mengalungkan kedua lengannya menarik leher Antony. Wanita itu memperdalam ciumannya yang menggebu. Keduanya begitu saling mencintai dan tidak terpisahkan. Setelah beberapa saat, akhirnya keduanya melepas tautan bibir mereka. Redita memandang Antony dengan air muka heran mengapa suaminya pulang ke mansion.
"Kamu tidak bekerja? Nanti Ayah marah dan mencarimu," katanya.
Antony mengulum senyumnya. "Aku sangat merindukanmu. Tadi pun sudah minta izin pulang kepada Ayah Merlin.
"Oh ... Aku juga merindukanmu, Sayang. Sepi sekali di sini. Aku bosan." Bibir wanita itu mengerucut.
"Kebetulan sekali. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
"Ke mana?" Redita mengernyit.
"Sudah, ikut saja." Antony menarik lengan sang istri hendak mengajaknya pergi. Namun Redita yang belum bersiap-siap tampak keberatan.
"Aku belum berganti pakaian, An!" katanya.