"Antony!"
Redita menjerit, menegakkan tubuhnya secara tiba-tiba. Kedua netranya ikut membuka lebar. Ia masih shock dengan apa yang telah terjadi. Elena yang berada di sampingnya hampir bangkit menenangkan.
"Dita, Nak .... Tenang, Nak," ucapnya sambil membelai bahu kurusnya berkali-kali.
Redita melihat ke sekeliling. Ruangan putih dengan sebuah sofa panjang berwarna coklat berada di tengah-tengah. Sementara, sang Mama duduk di sebuah kursi di samping tempat tidurnya. Redita langsung menyadari kalau ia sedang berada di rumah sakit.
"Mama! Antony mana, Ma? Astaga! Suamiku .... di mana dia, Ma?!" pekik Redita sedikit histeris menatap sang Mama dengan mata gemetar. Dia hampir saja menuruni ranjang rumah sakit jika Elena tidak segera mencegahnya.
"Antony, dia ...." Pandangan wanita tua itu sedikit ragu.
"Dia di mana, Ma?!" tanya Redita lagi.
"Sebentar lagi dia pasti datang," jawab Elena tanpa jawaban yang pasti.