Mendengar hal itu, Antony sontak memeluk Redita dengan sangat erat. Ia menarik napas dalam-dalam dan membuangnya seketika. Dalam ucapan lirih, ia bertanya kepada sang istri.
"Lalu bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya pria tampan itu kepada sang istri.
"Entahlah, seperti mimpi saja. Bagaimana bisa aku melakukannya bersamamu dengan begitu berinisiatif?" Air muka wanita itu menatap malu kepada Antony, wajahnya memerah.
"Itu artinya kamu begitu mencintaiku. Ketulusanku mencintaimu pun membuatmu sembuh," katanya sedikit berbohong. Senyumnya mengembang di hadapan sang istri.
Antony tidak ingin Redita tahu apa yang terjadi. Meminum obat perangsang melebihi dosisnya. Untung saja tidak sampai hilang kesadaran dan meninggalkan nama. Padahal Antony hampir melupakan rencananya untuk memberikan Redita obat semacam itu.
"Benarkah?" Wajah naif Redita terlihat tidak percaya.