"Waktu kita sedikit. Pesawat kita akan lepas landas sebentar lagi." Redita mengerling ke arah jam dinding.
"Baiklah. Baiklah. Kita percepat saja semuanya." Antony meraih dress milik Redita dan memasukkan semua yang wanita itu inginkan ke dalam kopernya.
Akhirnya setelah beberapa lama kemudian, sekitar tiga buah koper sudah siap mereka bawa. Antony menyipitkan matanya menatap koper-koper itu. Lalu ia menoleh kepada Redita. "Apa ini tidak terlalu banyak?" tanyanya ragu.
"Tidaklah, An! Kita 'kan pergi berdua." Redita menatap tajam kepada sang suami. "Ingat! Paling lama dua bulan kita berada di sana."
"Baiklah. Kalau begitu, aku ganti pakaian dulu."
Antony membuka kaus bolong putihnya di depan Redita. Redita yang berada di sampingnya sontak menarik dagunya terkejut. "Bisakah kamu menggantinya di toilet?"
"Memangnya kenapa? Aku membukanya di depan istriku sendiri," sahut Tuan Muda baru Darmawan itu tidak peduli.