Tidak jauh dari tempat duduk Rachel, terlihat Silvia yang duduk bersama ibu dan Ayahnya. Kedua orang tua Silvia sontak mengalihkan pandangan mereka kepada kedua mempelai pengantin. Memperlihatkan betapa semringahnya melihat pasangan cantik dan tampan yang akan bersanding di altar pernikahan. Namun tidak dengan Silvia. Sahabatnya itu tidak menoleh ke arahnya sama sekali. Dia menatap lurus kepada pemuka agama yang akan menikahkan mereka.
"Sil, aku harus bagaimana? Mengapa kamu masih terus menghindariku?" batin Redita. Wanita itu mendengus kecewa. Sungguh, ia tidak ingin persahabatan mereka benar-benar putus.