Ketiga rekan Antony yang berada di sana sontak melebarkan bola mata mereka mendengar perkataan Merlin. Seketika mengarahkan pandangannya ke arah pria tampan itu. Ya, mereka semua memang belum tahu kabar pernikahan antara Antony dan Redita yang akan diselenggarakan tiga hari lagi. Antony hanya bisa melirik kanan dan kirinya, ia terlihat canggung setelah calon mertuanya mengatakan rencananya.
"Apa itu benar, An?" tanya Aron.
Dengan wajah memerah malu, pria itu hanya mengangguk. Martin hanya memandang Antony tanpa berkomentar. Sementara Rudolf langsung mendekati Antony dan mengulurkan tangannya, hendak memberi selamat.
"Selamat, Kak An! Akhirnya pecah telur juga perjaka yang satu ini," katanya dengan senyuman mengembang.