Redita sedang bersolek di depan meja riasnya. Memakai berbagai make up bermerek terkenal miliknya dipadukan dengan kuas-kuas yang menyapu wajahnya dengan warna dan kilauan sempurna. Sangat cantik.
Sebentar lagi ia dan ibu kandungnya akan pergi ke sebuah butik di pusat kota Little Heaven. Mereka akan memilih setelan pengantin darurat yang akan dikenakan tiga hari lagi. Redita tidak pernah menyangka akan mengalami hal seperti ini. Padahal sejak lama ia memimpikan sebuah pernikahan yang sakral sekaligus mewah dengan gaun eksklusif dan tamu yang datang dari segala penjuru negeri.
Wanita itu mengembuskan napas kasar. Teringat akan pertengkarannya dengan Antony tadi pagi. Hal remeh yang ia jadikan besar begitu saja. Padahal Antony sudah pernah menjawab pertanyaannya dan ia memaksa calon suaminya itu untuk kembali mengakui hal yang mungkin malah akan membuat ia sakit hati karena mengingatnya. Ya, seharusnya Redita tidak mengungkit-ungkit hal itu.