Keesokan harinya ….
Radit sedang bersiap-siap di kamarnya. Ia akan berangkat kerja pagi ini. Bercermin di depan standing mirror menatap pantulan sosok dinginnya di sana. Tiba-tiba ia tersenyum dingin, tampak menakutkan.
Pandangannya tiba-tiba mengarah pada pisau lipat kecil yang ia letakkan di atas nakas. Pisau yang masih bernoda darah kering itu menarik perhatiannya.
"Apa yang Paman lakukan di tempat itu kemarin?" batinnya kembali bertanya. Pasalnya pisau itu hanya milik organisasi The Black Chaiden dan tidak mungkin ada orang lain yang memilikinya. "Lalu siapa yang ia lukai dengan pisau itu?" batinnya lagi.
Pertanyaannya belum juga terjawab. Saat ia pulang kemarin, Edward dan dua orang anak buahnya tidak berada di sana. Entah mereka pergi ke mana. Hingga larut malam pun Radit tidak bertemu dengan Edward. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi.