Pandangan Antony sontak menukik ke bawah. Terlihat puncak kepala Redita yang begitu dekat, menempel pada dadanya. Aroma mint greentea dari puncak kepala Redita terhirup indra penciumannya secara tidak sengaja dan ia sangat menyukainya.
Redita melangkah mundur, mengerjapkan matanya sejenak, lalu menatap Antony.
"Haish! An, mengapa kau mengikutiku masuk ke dalam kamar? Kembalilah ke kamarmu sendiri," perintahnya.
"Aku bertanya, apa kamu sedang cemburu kepadaku?"
"Aku sudah menjawabnya, bukan? Percaya diri sekali kau!" Redita mendorong punggung Antony menuju pintu kamarnya.
"Hei, Red! Red! Aku belum selesai!" seru Antony yang tidak bisa berbuat apa-apa di kala wanita itu mengusirnya.
"Selesai tidak selesai, ini sudah hampir pagi. Kembalilah ke kamarmu!" serunya setengah berteriak.
Brak!
Redita membanting pintunya. Baru saja ia memaksa pria tampan itu keluar dari kamarnya. Bersandar di belakang pintu, mata wanita itu memejam seraya mengambil udara dalam-dalam dan membuangnya.