Redita mengembuskan napas kasar. Mengakui semua yang dikatakan oleh tunangannya itu benar adanya. Kedua orang tuanya membuat situasi di antara mereka bertambah rumit. Tinggal dengan Antony hanya berdua saja di sebuah tempat asing sangat menyeramkan baginya. Dan lagi, tidak ada Radit di sana. Hubungan percintaannya dengan Radit mungkin tidak bisa diselamatkan lagi, kecuali Redita bersedia kabur dengan pria itu. Namun, Redita belum juga bisa memastikan dirinya akan kabur atau tidak bersama pria itu. Entah mengapa hatinya meragu, apalagi Radit masih marah dan mengabaikannya sejak semalam.
"Kita pergi tidak hanya berdua saja, Red," ucap Antony tiba-tiba. Pria itu seakan tahu pikiran apa yang melintas di kepala Redita.
Redita sontak menoleh terkejut mendengar ucapan Antony yang tiba-tiba itu. "Maksudmu?"
Pria itu menelan ludah. Dia memperlambat laju mobil, lalu menghentikannya di bahu jalan. Antony memutar tubuhnya sembilan puluh derajat menghadap tepat pada wajah cantik Redita.