Redita berada di sebuah kamar luas dan mewah Hotel Olive tempat dilaksanakannya pesta pertunangannya dengan Antony. Dia terdiam membenamkan wajahnya di atas bantal. Air matanya telah mengering sejak tadi. Bagaimana tidak? Ia harus menjalani acara pertunangan yang ia sendiri tidak suka dan tidak menyetujuinya.
"Radit, akankah hubungan ini berakhir begitu saja? Aku tidak bisa ikut denganmu ke tempat kebahagiaan kita nantinya," gumamnya pelan. Selama dua puluh tujuh tahun hidup sebagai putri seorang mafia besar, ia tidak pernah keluar dari mansion besar keluarga Darmawan.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Wanita itu segera bangkit dari duduknya. Beranjak menuju pintu dan membukanya. Air mukanya sontak terkejut dengan kedua alis yang terlihat mengangkat di hadapan pria tampan itu. Antony menatap Redita dengan sorot mata dingin.
"Red, kita harus kembali ke ballroom. Semua tamu menunggu kehadiran kita di sana!" katanya tegas.
