Radit dan Edward sedang berada dalam perjalanan menuju mansion keluarga Darmawan. Mereka berniat melamar putri bungsu keluarga itu. Hal yang mungkin sangat mustahil disetujui oleh keluarga Darmawan.
"Radit, kau sangat nekat melamar putri Merlin disaat ia akan bertunangan dengan orang lain esok hari," ucap Edward menoleh ke arah sang keponakan.
"Ya. Sebenarnya aku tahu apapun yang kulakukan akan sia-sia saja," sahut Radit dengan seringainya.
"Lalu mengapa kau harus repot-repot melakukan hal seperti ini?"
"Hanya untuk menunjukkan kepada Redita kalau aku benar-benar menginginkannya," ungkap pria itu.
"Jika ditolak?"
"Ya tidak apa-apa. Banyak jalan menuju Roma, bukan?" Lirik Radit kepada Edward.
Edward membalasnya dengan seringai senyuman. "Andai ia tahu kalau aku pria bejat yang memperkosa kekasihnya? Dengan sekali melihatku saja, Merlin juga pasti akan menolaknya habis-habisan," batin Edward dalam hati.