"Ya, anak buahku sudah menculik mereka dan membawanya ke markas kami di Silktown," sahut Edward seraya bertopang dagu.
"Semuanya? Mertua, istri, dan kedua anaknya?" Kedua alis Radit terangkat saking terkejutnya.
"Iya. Setelah ini terserah kepadamu. Kau bisa mengancam apa pun kepada pria bernama Martin itu," jawab Edward kembali menyeringai.
"Terima kasih, Paman. Aih, aku sangat senang bekerja sama dengan Paman." Senyum Radit mengembang.
"Lalu apa timbal balikmu?" Edward menagih imbalan.
"Ah ya … villa? Pulau pribadi? Kapal pesiar?" katanya menawarkan imbalan barang-barang mewah.
"Tidak. Kau pikir aku semiskin itu, hah?!" serunya kesal.
