Redita menutup pintunya dengan keras. Tubuhnya bersandar di balik pintu itu, memejamkan mata sejenak. Rencana sang Ayah sedikit mengejutkan baginya. Tidak menyangka sama sekali Merlin secepat itu memutuskan akan menyelenggarakan pesta pertunangan untuknya dan Antony, setelah pria itu kembali dari liburannya.
Redita meraih ponsel dari dalam tas kecil yang ia bawa sejak tadi. Membaca kembali pesan chat dari Antony. Wanita cantik itu menghela napasnya sesaat, kemudian membalas pesan itu.
Redita: Kapan kau akan pulang, An?
Terkirim!
Redita memandang chatnya kepada Antony. Rasanya berdebar-debar menunggu balasan pria itu dengan rasa cemas. Dia berjalan mondar mandir tidak tentu di dalam kamarnya. Sesekali mendecak dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.