Redita terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke sebelah kanannya. Venda sudah tidak ada di sana. Wanita itu pun menarik tubuhnya duduk dan menguap seraya menarik tangannya ke atas untuk melemaskan tubuhnya yang terasa kaku. Dia mengucek mata sejenak lalu turun dari ranjang.
Segelas susu yang semalam ia minta dari Belinda masih utuh berada di atas nakas. Sudah dingin dan hampir basi.
Semalam, ia memang langsung tertidur setelah menangis tanpa mengucapkan sepatah kata alasan kepada Venda mengapa ia menangis. Untungnya Venda tidak banyak bertanya saat itu dan hanya memeluk dirinya seraya menenangkan. Sungguh seorang kakak yang sangat baik hati.
Redita beranjak dari ranjangnya beringsut menuju cermin meja rias. Matanya bengkak akibat tangisan dan wajahnya terlihat sedikit kusam karena tidur larut malam.
Tok-tok-tok!