Alunan musik dansa terdengar lembut di telinga pasangan kekasih itu. Membuai mereka masuk ke dalam sebuah suasana yang menggetarkan hati. Memandang penuh rasa cinta dalam hatinya masing-masing.
"Kamu cantik sekali dengan gaun merah ini," puji Radit terdengar lembut. Dahi mereka kemudian saling bertemu hingga jarak mereka begitu dekat.
"Kamu pun sangat tampan dengan setelan tuksedomu, Sayang," sahut Redita.
"Ini kedua kalinya kita berdansa, bukan?" Radit bertanya seraya tersenyum kecil.
"Ya. Pertama kali adalah saat kita reuni sekolah dan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan," jawab Redita membalas ulasan senyum itu.
"Yah, itu benar. Aku sangat bersyukur memilikimu sekarang," sahut Radit.
"Benarkah?" Mata Redita berbinar.
"Ya, tentu saja."
"Jika kita tidak direstui sampai akhir, bagaimana?" Redita melontarkan sebuah pertanyaan sulit.
"Kawin lari," jawab pria itu asal, lalu terkekeh.
"Hei, aku tidak mau." Redita merengut.
