Sekitar pukul dua belas lebih, Redita, Antony, dan Venda sudah berada di dalam mobil. Rencana mereka hari ini adalah ke toko buku, rumah sakit, dan butik.
Antony melajukan kecepatan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil yang berjalan di tengah-tengah kemacetan jalanan raya ibu kota membuat ia menarik napasnya berkali-kali, sedikit kesal. Tidak ada yang mau mengalah di jalan raya.
"Kenapa, An?" tanya Redita yang menangkap helaan tidak biasa pada Antony. Redita kali ini memang duduk di samping bodyguard-nya itu.
"Tidak, Nona. Mereka terlalu egois hingga tidak ada yang mau mengalah di jalan raya," jawab Antony.
"Ya, memang. Pemandangan biasa tiap harinya," jawabnya santai.
Antony tidak berkomentar lagi. Dia menengok ke belakang, mendapati Nyonya Mudanya terbaring lelap.
"Kelihatannya Nyonya Venda sangat lelah," katanya tiba-tiba.
"Kali ini aku sangat yakin kalau Kak Venda benar-benar hamil. Dia kelihatan lemas sejak tadi," sahut Redita.
"Hamil? Benarkah?"