Mendengar teriakan Antony membuat Redita merasakan debaran jantung yang amat cepat. Sejenak ia terperangah, kemudian mendengus tertawa. Air mata yang tadi akan jatuh berubah menjadi sebuah air mata yang menggelikan baginya.
"No-Nona ...." Antony mengangkat wajahnya. Dia menatap wajah Redita bingung.
Redita kemudian menghentikan tawanya. Menyeka air matanya yang tidak tertahankan hingga menggenangi pipinya yang mulus.
"Hei, aku tidak akan membunuh diriku sendiri hanya karena perkataan Ayah! Aku hanya sangat kesal mendengar perkataannya. Enak saja Ayah mengatur-atur jodohku. Ya 'kan, An?"
"I-iya, Nona. Tentu saja. Anda harus menikah dengan pria yang Anda cintai," jawab Antony tergagap. Dia masih waspada, takut jika Redita akan benar-benar terjun dari rooftop.
Redita menyunggingkan sebuah senyuman kemudian berkata, "An, apa kau akan menuruti apa kata Ayahku?"