Tidak terasa pagi pun menjelang. Bunyi alarm dari ponsel Redita terus terdengar memekikkan telinga. Redita mencoba mencari dan menggapai ponselnya seperti biasa di atas nakas tapi dia tidak menemukannya.
Mata lentiknya pun sontak terbuka lebar. Terperanjat kaget akan keadaannya yang tertidur masih dengan gaun pesta berwarna merah dengan jas tuksedo Antony yang masih menempel di dada.
Redita mengangkat tubuhnya hingga duduk bersandar pada dipan ranjang. Kini kepalanya terasa sakit dan perutnya terasa mual karena semalam ia terlalu banyak minum. Kemudian matanya menukik ke bawah, perutnya sedikit membuncit.
"Alkohol sialan!" keluhnya kesal. "Ho-ho—" Redita cepat-cepat bangkit dari duduknya. Berlari ke kamar mandi. Mualnya sudah tidak tertahan. Dia memuntahkan semua isi perutnya ke dalam kloset.
Napasnya terengah-engah. Rasa pahit mulai menjalar naik ke lehernya setelah semua sampah makanan keluar dari perutnya yang sedikit membuncit akibat alkohol.