Detak jantung Redita terus bergemuruh tidak karuan. Ia tidak bisa tenang sama sekali. Bagaimana bisa ia bernapas lega sedangkan sang suami masih berjuang di atas sana. Wanita itu menoleh ke sekelilingnya. Martin masih menggendong Fiona yang pingsan. Entah sudah berapa banyak darah yang keluar dari tubuh wanita itu. Sedangkan Aron masih berdiri mengawal di sampingnya.
"Aku tidak bisa diam saja!" katanya kemudian melangkah hendak meraih kembali tali tambang yang masing menggantung.
Aron yang melihat tindakan itu segera menarik pergelangan tangan Nyonya mudanya. Ia mencegah Redita untuk kembali ke kamar Edward. "Nyonya! Anda tidak boleh bertindak gegabah!" seru Aron.
"Saya tidak bisa meninggalkan Antony sendirian di sana. Saya tidak ingin berpisah dengannya lagi!" tolak Redita menarik tangannya. Aron tidak bisa berbuat apa-apa. Jika sedang marah, Redita sangat menyeramkan baginya.
"Nyonya, kita harus pergi dari sini!" ucap Aron menatapnya dengan pandangan memelas.