Di bawah balkon kamar Edward ....
"Nyonya Redita." Suara Aron terdengar jelas di telinga Redita.
Redita sontak melirik kanan dan kirinya, lalu menoleh ke belakang. Sosok Aron tampak berdiri di sana. Tersenyum kecil kepadanya.
"Aron! Akhirnya saya melihatmu." Redita menghela napasnya lega melihat anak buah sang Ayah.
"Antony, Martin, dan Fiona, bagaimana dengan mereka?" tanya Aron mendongakkan kepalanya ke atas. Namun tidak terdengar apa-apa. Suasana malam itu terasa hening.
"Aku tidak tahu. Antony dan Fiona bilang akan menyusul, tapi mereka tidak juga muncul." Redita ikut mendongak.
Keduanya sama-sama menunggu di bawah balkon. Untung saja tidak ada penjagaan di sekitar mereka. Namun keadaan itu tidak membuat mereka merasa aman. Keduanya masih sama-sama waspada sesekali melirik kanan dan kirinya sambil menunggu dengan sangat cemas. Hingga tiba-tiba saja terdengar suara tembakan sebanyak dua kali.
Dor-dor!