Redita menatap pria di hadapannya dengan mata bergetar. Ia hampir menangis lagi, tapi berhasil ditahannya. Edward yang masih berdiri di ruangan itu hanya menyeringai sembari menatap sang putri mafia Merlin.
Pandangan yang saling bertemu itu membuat Edward melangkahkan kakinya mendekat kembali kepada Redita yang masih duduk di tepi ranjangnya. Pria itu mengulurkan tangannya.
"Pesta sudah dimulai. Ayo keluar, calon pengantinku!" Suara baritonnya terasa menggema di telinga Redita. Membuat ia bergidik sedikit takut sembari terus berdoa dalam hati, memohon ada seseorang yang dapat menolongnya.
Redita bergeming, tidak ingin menyambut uluran tangan itu. Edward menunggu wanitanya dengan mata yang membulat penuh.
"Ayo, Nyonya Bentley!" katanya lagi menyebut nama belakang sang suami. Bukan tanpa alasan pria itu menyebut nama Antony. Ia sengaja membuat Redita menderita mengingat suaminya telah pergi meninggalkan ia selamanya.