Redita mengangkat wajahnya menatap tajam ke arah Edward. Kedua netra yang tadinya basah kini sudah mengering. Dia menantang pria di depannya dengan begitu berani.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku, Ed?" tanyanya.
Edward menyengir. Tangannya terulur menyeberangi meja yang memisahkan mereka. Edward membelai lembut puncak kepala wanita itu.
"Apa kau tidak juga memahaminya? Aku menginginkanmu, Red. Dan saat ini tidak ada satu orang pun yang akan menghalangiku. Bahkan suamimu sendiri yang jasadnya sudah tertimbun tanah di pemakaman terbesar di kota Silktown."
"Jangan bercanda kau, Ed! Antony tidak mati! Suamiku akan menolongku di sini. Dia akan datang bersama rekan-rekan mafianya!" teriak Redita yang tidak mudah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Edward.
"Jika kau tidak percaya kepadaku, kau bisa menanyakan hal itu kepada sahabatnya sendiri."