Aron terus berjalan memasuki lorong kamar para anggota binaan Merlin. Langkahnya kemudian terhenti di depan pintu kamarnya. Sebelah tangan memegang ponsel yang masih menempel pada daun telinganya. Sebelah tangan lainnya ia pergunakan untuk menekan handel pintu kamar dan mendorongnya.
Aron bergerak maju duduk di atas tempat tidurnya, bertanya kepada Martin, "Jadi, katakan kepentinganmu, Martin. Jangan berteka-teki! Aku sungguh bukan cenayang yang mengerti setiap isi kepala manusia."
Suara Martin terdengar tertawa dari sambungan telepon. Dia kemudian menjawab Aron dengan santai. "Hanya merindukan sahabatku di Little Heaven."
"Hanya itu? Oh, aku sungguh tidak percaya," sahut Aron menggeleng pelan. Pria itu lalu mengalihkan perkataannya. "Bagaimana kabar pengantin baru kita? Antony sungguh telah melupakanku di sana. Ia tidak meneleponku sejak tiba di Silktown."
"Baik. Terlampau baik," jawab Martin singkat.