Setelah acara sarapan pagi itu selesai, Marry dan Robert mengajak Redita beserta Antony pergi menuju kamar Venda yang terletak di lantai yang sama dengan ruang makan.
Redita memperlihatkan air muka khawatirnya sepanjang perjalanan menuju kamar kakak iparnya itu. Dalam hatinya ia terus bertanya-tanya bagaimana keadaan sang Kakak. Berharap tidak terjadi hal yang buruk kepada Venda.
Antony menggenggam erat tangan Redita. Menguatkan sang istri agar tidak terlalu mencemaskan kondisi Venda. Seperti yang Marry katakan, Venda sudah lebih baik. Hanya saja dia harus terus berada di atas tempat tidurnya.
Keempat orang itu menghentikan langkah mereka di depan pintu kamar. Marry mengetuk pintunya seraya memanggil nama sang putri. "Venda! Redita dan Antony ingin bertemu denganmu!"
Suara panggilan Marry tidak langsung dijawab. Sekitar satu menit, baru terdengar suara Venda yang menjawabnya, "Iya, Ma. Masuk saja!"