Redita yang menangkap keraguan air muka Silvia sontak berkata kembali. "Baiklah, jika memang ini maumu. Jika kau tidak ingin berteman lagi denganku, aku tidak apa-apa. Aku memang tidak pantas memiliki seorang sahabat. Hanya Antony .... Hanya Antony yang mengerti diriku. Entah bagaimana diriku tanpanya," sahut wanita itu kemudian menyudahi pembicaraan mereka. Dia bangkit dari duduknya beringsut menemui sang Ibu.
Silvia yang ditinggalkan olehnya tidak bisa berkata apa-apa. Meskipun ingin, dia tidak bisa sembarang berbicara. Yang ada, bukan hanya nasibnya yang terancam, nasib Redita bisa saja ikut terancam. Radit ... tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan jika Silvia membuka mulutnya.
***
Antony mengerlingkan pandangannya mencari Redita. Sosok sang istri sedang duduk di sebuah meja tidak jauh darinya bersama dengan seorang wanita yang tidak terlihat wajahnya. Namun saat ia hendak menghampiri mereka, Merlin memanggilnya. Pria itu kemudian menoleh ke arah mertuanya.