Redita kini sudah berada di dalam sel tahanan James. Wanita itu memandang James dari ujung kaki hingga kepalanya. Wajah pria itu sangat menyedihkan. Penuh dengan luka lebam dan bengkak pada matanya.
Redita terus menatap penuh rasa khawatir. Dia menyuruh James duduk di sebuah kursi. Sementara ia membuka kotak P3K yang ia bawa. Segera, ia mengeluarkan obat oles dan alkohol dari dalamnya. James memandang bingung sikap Redita itu.
"Anda tidak perlu repot-repot datang dan mengobati saya, Nona," katanya yang langsung menolak saat wanita itu terlihat menuangkan cairan alkohol pada sehelai kain kasa.
Redita menaruh botol alkoholnya. Pandangannya mengarah langsung kepada James. "Aku akan mengobati lukamu, James. Karena perasaanmu kepadaku, kau malah mendapatkan hukuman seperti ini dari Ayah. Aku merasa harus ikut bertanggung jawab."
"Nona ...," lirih James. Jantungnya terasa bergemuruh hebat, menatap sang Nona dengan perasaan yang tidak biasa. Ia memang mencintai wanita itu sejak lama.