Antony menarik dan mengembuskan napasnya kesal. Dadanya terasa bergemuruh melihat pria tidak tahu malu itu di depan matanya. "Dia dan Pamannya sama saja, Tuan Merlin! Jika tidak ada Edward di sini, saya yang akan memberikan Radit pelajaran. Aku rasa, di dalam tubuh mereka mengalir darah yang sama yang menjadikan sikap mereka tidak jauh berbeda!" geram Antony membantah Merlin dengan penuh emosi. Tangannya menunjuk ke arah Radit dengan sangat marah.
"Sabar! Hei, tenangkan dirimu! Kita bisa memberikan pelajaran di lain waktu. Bukan di sini!" sahut Merlin menenangkan.
Antony menarik napas dalam-dalam dan membuangnya. Ia melakukannya berkali-kali, mencoba menenangkan diri. Matanya menyipit tajam ke arah pria itu. Masih tidak terima dengan semua yang terjadi. Sedangkan Radit hanya diam tidak membalas apapun. Dia menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan sebercak darah segar di sana.