Mendengar pertanyaan Redita membuatnya terdiam sebentar. Baginya Redita adalah wanita tercantik miliknya yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga. Yah, walaupun wanita itu saat ini sedang bersikap seperti anak kecil kepadanya.
"Bagus, Sayang. Kamu masih cantik di mataku bagaimanapun warna rambutmu." Antony menarik Redita ke dalam pelukannya. Redita membelalak. Ia terperangah mendapat pelukan tiba-tiba dari prianya. "Aku datang karena kamu bilang merindukanku, Red. Bukan karena rambutmu," bisiknya.
"A-aku juga merindukanmu," sahut Redita tergagap. Wajahnya sontak merona mendapat perlakuan manis Antony.
Antony melepaskan pelukannya. Mereka menjadi sedikit canggung setelahnya.
"Warna coklat muda ini adalah pilihan Mama," kata Redita tiba-tiba.
"Jadi Nyonya Elena yang memilihkannya? Kalau begitu, kamu sangat cantik dengan warna itu. Cocok, kok!" Antony menyengir.
