Deg!
Redita sontak menarik wajahnya. Ia langsung mengerti apa yang dimaksud Antony. Pria itu benar-benar sedang menggodanya padahal ia tahu kalau Redita belum bisa melakukan hal seperti itu.
"Sebelum kamu melakukannya, aku ingin meminta maaf terlebih dulu. Aku takut tidak bisa melayanimu, An," sahutnya dengan air muka sangat murung.
Antony yang mendengar hal itu langsung menyadari kesalahannya. Pria itu langsung menarik tubuh Redita masuk ke dalam pelukannya kembali. "Maaf, maafkan aku. Lupakan perkataanku tadi. Aku sungguh tidak bermaksud membuat beban di hatimu. Kita bisa memulainya pelan-pelan. Aku akan menyembuhkan rasa traumamu. Aku janji, Red."
***
Tok-tok-tok!
Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali dari luar kamar Redita. Antony yang mendengar suara ketukan pintu itu langsung bangkit dari tidurnya di atas sofa. Ia memicingkan mata seraya mengucek mata perlahan. Sambil menguap dan mata yang setengah terbuka, ia berjalan menuju pintu dan membukanya.