Antony masuk ke dalam kamarnya. Pria itu duduk di tepi tempat tidur. Pandangannya kosong ke sembarang arah. Rasanya ia masih tidak percaya kehilangan pelayan prbadinya.
Antony teringat akan janjinya kepada Rudolf untuk menyusulnya ke rumah sakit, tapi ia malah mengingkarinya dan belum menghubungi juniornya sejak tadi. Segera, ia mengambil ponselnya dan menghubungi pria itu.
Lama nada sambung itu terdengar, tapi Rudolf tidak juga menjawabnya. Pria itu mengerling ke jam dinding yang menempel di kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi.
"Mungkin dia sudah terlelap," gumamnya.
Saat akan mematikan teleponnya, tiba-tiba saja Rudolf mengangkat panggilan Antony. Suaranya terdengar parau seperti suara orang yang baru bangun dari tidurnya. "Halo, Kak."
"Maaf, Rud. Apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Antony yang langsung tidak enak karena telah mengganggunya.