Antony dan Simon masih dalam perjalanan menuju klinik. Pria itu terus memperlihatkan air muka cemas. Ia sangat khawatir terhadap Redita. Perasaannya tidak enak.
"Simon, bisakah kau mempercepat laju mobilnya," ucapnya kepada Simon yang menjadi sopirnya hari ini.
Simon hanya mengangguk lalu memperdalam injakan gasnya. Antony terlihat gelisah menatap layar ponselnya. Ia baru saja membaca pesan Redita yang menyuruh ia untuk tenang saja dalam meeting dan tidak usah menyusulnya sampai ke klinik, tapi pria itu tidak peduli. Ia tetap memikirkan wanitanya dan tidak membalas chat itu sama sekali.
"Haish! Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu dengan gampang?! Aku sangat khawatir kepadamu, Red!" serunya kesal, lalu berkata kepada pelayan pribadinya, "Simon, tidak bisakah kita memotong jalan? Sepertinya ada jalan lain yang bisa kita lalui agar cepat sampai." Antony sungguh tidak sabar dengan perjalanan jauh yang ia tempuh.
