Redita dan Antony masih berada dalam masa romantisme mereka. Malam ini bahkan mereka sedang berdansa di sebuah aula mansion Darmawan.
Diiringi musik yang mengalun indah, wanita itu terus tersenyum kepada Antony. Dia mengalungkan kedua tangannya di leher Antony. Pria itu balas memegang pinggang belakang sang Nona.
"Apa kamu senang berdansa denganku, Sayang?" Antony bertanya dengan pandangan lembutnya.
"Tentu saja. Kamu sangat lihai melakukannya," sahut Redita.
"Ehm, sebenarnya aku sering melakukan hal seperti ini di saat-saat spesial dengan Rachel dulu." Tiba-tiba saja Antony menyebut nama mantan kekasihnya.
Redita mengangkat sebelah alisnya tidak suka. Raut mukanya berubah menatap Antony. Dia cemburu kala sang tunangan menyebut nama Rachel.
"Lebih lihai mana aku dengannya?" Redita mengangkat wajahnya sedikit. Hentakan high heelsnya yang keras menjadi sebuah tanda kalau ia tidak suka nama Rachel disebut.