Antony mengerjapkan mata lalu membuka kedua matanya dengan sempurna saat menyadari seorang perawat jaga laki-laki masuk membawakan menu sarapan paginya. Dia melirik mengikuti gerakan perawat yang menaruh makanannya di atas nakas samping ranjangnya.
"Makanlah, An. Kau butuh tenaga untuk sembuh," kata perawat itu seraya tersenyum.
"Terima kasih," sahut Antony. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Kemudian pandangannya mengarah kepada Redita yang masih tertidur dengan nyenyak di atas sofa.
Perawat itu menengok ke belakang, ikut memperhatikan Redita sejenak, lalu mengalihkannya lagi pada Antony. "Kau tahu, kau sangat beruntung memilikinya," kata perawat itu.