Redita melirik jam dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia masih terjaga, padahal besok ada jam mengajar pagi di kampusnya. Wanita itu terus memikirkan bagaimana keadaan Antony yang belum juga menghubunginya. Jangankan Antony sendiri, kedua rekan mafianya juga tidak ada yang mengabarkan keadaan pria itu kepada Redita. Sementara, wanita itu terlalu gengsi untuk menanyakan bagaimana kabar tunangannya.
Kling!
Sebuah notifikasi pesan chat tertera di layar ponselnya. Redita yang berada di meja kerjanya sontak bangkit mengambil ponsel yang sengaja ia letakkan di atas nakas. Pesan chat dari Antony.
Antony : Apa kamu sudah tidur, Red?
"Dia sudah sadar," gumam Redita.
Redita tidak segera membalas pesan Antony. Dengan segera, wanita itu menyambar mantel dari gantungan pakaian, beringsut ke luar kamar. Dia hendak pergi ke klinik melihat keadaan Antony.