Radit memasuki pelataran parkir universitas. Dari jauh, tampak Redita berjalan menuju pelataran parkir bersama Martin yang mengikutinya dari belakang. Setelah wanita itu berjalan cukup dekat, Radit melambaikan tangannya ke arah sang Nona mafia. Namun yang terjadi tidaklah sesuai bayangannya. Redita terdiam, tidak membalas. Memandang dingin wajah Radit saat mereka bertemu.
"Ayo naik mobilku, Sayang," kata Radit seraya membuka pintu depan mobilnya. Tanpa aba-aba, Martin mendekat, mendorong paksa pintu itu hingga tertutup rapat kembali.
"Maaf, Tuan Radit. Nona Redita harus satu mobil dengan saya." Martin menundukkan kepala sopan.
Radit terdiam, sontak menoleh sebentar ke arah Redita. "Sayang, katakan kepadanya kalau aku datang menjemputmu. Biarkan Martin untuk pulang sendiri saja karena selanjutnya kamu adalah tanggung jawabku," ucap Radit kembali meyakinkan. Tidak menerima sebuah penolakan.