"Cih! Yang benar saja? Demi kebaikan kami? Mungkin yang Mama maksud demi kebaikan Antony saja!" dengus Redita gusar di hadapan kedua orang tuanya. Dia bangkit berdiri, kemudian angkat kaki dari ruangan itu.
"Dita!" panggil Elena dengan suara keras, tapi sedikit pun wanita itu tidak menggubrisnya.
Antony bergegas bangkit hendak mengikuti Redita, tapi Merlin mencegah pria itu. "Antony, sebaiknya kau tetap di sini. Biarkan saja dia. Saya sadar karena terlalu memanjakannya, dia jadi suka seenaknya sendiri. Biarkan dia sibuk dengan perasaannya. Ada yang lebih penting dari itu semua."
Antony kembali pada posisinya, duduk di samping calon mertuanya itu. Dengan posisi tegap, siap mendengarkan apa yang hendak dikatakan Merlin dan Elena. Dia memandang keduanya dengan tatapan serius.