Antony sontak terbelalak terkejut melihat Redita yang melompat keluar melalui pintu penumpang. Antony memukul setirnya dengan rasa kesal sekaligus cemas. Ia buru-buru menepikan kendaraannya ke bahu jalan.
"Haish! Apa sih yang ada di pikirannya?!"
Sosok pria tampan itu segera membuka pintu kemudinya, mengedarkan pandangannya ke belakang, dan mendapati Redita yang sudah dikerumuni oleh beberapa orang. Wanita itu berjarak sekitar lima puluh meter dari tempatnya berdiri.
Antony segera berjalan menghampiri Nona Mudanya. Tampak seorang wanita menolong dan memapah wanita itu hingga duduk di sebuah meja yang terletak di teras sebuah toko roti. Pandangan wanita itu kosong melihat lurus ke depan.
Antony segera berjalan menghampiri kedua orang wanita yang kini sedang duduk bersama di tempat itu.
"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya Antony memandang Redita dengan air muka khawatir.