"Bawakan aku arabika kopi"
Sabrina tersenyum. "Baiklah, Tuan"
Sabrina segera keluar dari dalam ruangan Mahesa, ia merasa ada yang aneh dengan Mahesa. Karena tidak biasanya Mahesa bersikap seperti itu, apakah ini ada kaitannya dengan Emma. Apalagi sejak pagi Mahesa sudah melarangnya untuk datang ke mansionnya untuk menyiapkan kebutuhannya di pagi hari.
"Apa dia sudah mulai membiasakan diri tanpa aku" gumam Sabrina dalam hati dan bergegas menuju pantry.
Setelah selesai membuat kopi, Sabrina kembali ke ruangan Mahesa untuk mengantar kopi pesanannya. Sabrina segera meletakkan cangkir kopi tersebut di atas meja kerja Mahesa.
"Tuan, klien kita dari PT. Abadi Cahaya tidak mau jika meeting hari ini di tunda, mereka bilang anda harus memilih 2 pilihan di tunda atau batal" ujar Sabrina lirih.
Mahesa menghela nafas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Astaga! Baiklah atur jadwal meeting setelah makan siang. Katakan pada mereka kita akan meeting di Cafe Cemara"