=Ge POV=
"Apa kalian masih bersama?"
"Maksudmu?" tanyaku spontan. Dia hanya menatapku sekilas, lalu memandangi rekannya yang lain yang sedang memperhatikan kami.
"Kamu dan Ami. Apakah kalian masih menjadi teman?" suaranya terdengar serak, dia tidak terdengar sebagai orang yang jahat.
"Tentu. Kurasa kita juga begitu."
Tisya mendengkus kasar seraya menyeringai lirih. "Bisa-bisanya kalian menganggap begitu setelah kalian mempermalukanku," decihnya.
Aku mengerutkan dahi tidak memahami apa yang sedang ia bicarakan.
"Tidakkan seharusnya kalian merasa menyesal karena melakukan itu padaku?" ucapnya.
Aku memutar otak mencoba untuk mengingat kenangan masa laluku. Aku cukup menyesali kurang kuatnya ingatanku. Aku bahkan hingga hampir pening karena memaksakan diri untuk mengingatnya.