"Pak, ada baiknya untuk kita berdua membicarakan soal pengunduran diri saya lebih lanjut," ucap Lisa berusaha memancing respon dari si manajer.
"Tidak, tidak, saya yang salah. Saya hanya mendengarkan komplain dari satu pihak saja. Seharusnya saya sebagai manajer tidak berhak untuk memecatmu tanpa persetujuan dari kepala departemen." Si manajer menunduk, mengekspresikan rasa penyesalannya yang paling dalam pada Lisa.
"Jadi saya tidak jadi dipecat atau harus mengundurkan diri?" tanya Lisa mencoba meyakinkan dirinya sebelum membuat kesimpulan atas dasar asumsi.
"Tentu saja tidak Lisa! Yang benar saja, perusahaan kami sangat membutuhkan karyawan teladan seperti dirimu! Saya sangat minta maaf atas apa yang terjadi padamu barusan. Saya benar - benar gegabah tidak mau mendengarkan pegawai saya untuk kroscek sebelum menarik kesimpulan…" Si manajer tampak semakin menyesal dan kehabisan kata - kata lain selain kalimat maaf.